Jobdesk Finance, collection.

Tepatnya collection, bertugas mengumpulkan segala informasi mengenai penagihan pembayaran customer, siapa, beli apa, berapa, belinya gimana, bayarnya kapan, bayar berapa, bayarnya gimana, so I work depend on data. Data would be soooo important for me, supaya ngga salah tagih, ngga salah nominal, ngga salah bikin kwitansi, ngga salah pokonya kalau jadi karyawan ngga boleh ada yang salah haha. Ngga juga, kesalahan berguna banget untuk trial dan error nya suatu kerjaan, kaya gue ini.

Bisa dibilang data yang tersedia belum sistematis, datanya masih sederhana, tapi tetep aja salah data mulu hihi. Berbekal excel di tempat kerja lama, liat-liat dari youtube, dan berbekal kesalahan-kesalahan yang ada sebelum gue, juga kesalahan gue, daan efisiensi waktu, gue kerjasama dengan manager financenya untuk membuat sistemasi di excel! Yay, someone helped me out from the probs.
(but I don’t think so if you would read this. But if so, tell me, so I’ll put your name haha)

Sesungguhnya jobdesk gue ga akan ada kalau sang perusahaan udah pake ERP System, tinggal sesuaikan aja software dan alur bisnisnya, makin efisien aja kan tuh kerjaannya, cepet beres, bahkan customer nya bisa mandiri. Ohya, tapi tipe customer setiap perusahaan itu beda-beda sih, kaya perusahaan properti ini, ngga jarang ada ibu-ibu babeh-babeh aki-aki nini-nini, jadi ERP Systemnya mesti banget user friendly. Jadi itu salah satu kenapa belum pake ERP System, I think.

Gue tau ERP System dari tempat kerja gue yang dulu, yang jadi BE itu loh, cuman… kalau disana itu untuk media, jadi clientnya mayoritas masih muda dan terbilang high-tech lah..

Collection ini juga melakukan penagihan ke customer, bisa via Whatsapp atau telpon, atau via agency (marketing eksternal), jobdesknya sederhana tapi tetep harus membangun engagement sama customernya, biar kita kaga di bilang debt collector or something worse than that L tapi seru loh, ketemu macem-macem karakter orang, macem-macem juga hadapinnya.. Ada yang harus diperlakukan professional, ada yang maunya ngobrol santai, ada yang banyak maunya juga hahhaha. Bahkan kalau ada yang pending pembayaran dengan alasan tertentu, gue juga ikutan iba. Kurangnya gue adalah, kadang males mencatat apa yang customer bilang. Kadang loh ya…. Jadi wajib banget kalian kalau kerja biasakan lah mencatat, karena buat laporan ke atasan, kalau nanti gabisa jawab, whaa pasti di introgasi.

Intinya kalau kalian punya pemahaman tentang yang kalian kerjakan, semua bisa kejawab. Jangan lupa, kreativitas buat improve jawaban.

Walaupun bagian finance, tetep dong harus memperkaya product knowledge, progress knowledge, dan handling complain tentu saja. Walaupun sebenernya yang gue sebutin itu adalah ranahnya Marketing/CS, kalau kita berhubungan langsung sama customer, pasti ditanyain juga. Karena kalau gue jadi customer juga gue akan nanya siapa aja yang jadi karyawannya sih, ga peduli dia divisi apa hahaha. Ya inilah perannya divisi Media juga, arti dari komunikasi juga. Intinya, communication skill kalian akan ikut terlatih juga. Salah satunya, sesimpel bilang ngga, yang bukan pake kata “ngga”. Ngerti ngga sih?

Menurut gue disini pentingnya ada penjelasan terlebih dulu atau berupa training setiap karyawan plusss yang baru baru tuh, biar kita sebagai karyawan lebih paham sama tujuan kerjanya, jadi nantinya setiap individu di kantor bakal saling bantu, saling koordinasi buat mencapai target perusahaan, yeay! ngomong teorinya sih gampang, tapi lo mau ga?

We met for a reason, a blessing or a lesson.
Do I stay here?

Comments

Popular Posts